Nama lengkapnya Raden Saleh Syarif Bustaman. Lebih dikenal dengan nama Raden Saleh. Lahir pada tahun 1811 atau 1813 di Semarang. Raden Saleh lahir dari keluarga bupati Semarang beretnis Arab-Jawa. Ayah Raden Saleh adalah Sayid Husen bin Alwi bin Awal, dan ibunya adalah Raden Ayu Sarif Husen bin Alwi bin Awal. Ketika usianya sepuluh tahun, Raden Saleh tinggal bersama pamannya yang seorang bupati Semarang, yaitu Raden Adipati Surohadimenggolo. Surohadimenggolo adalah seorang terpelajar, seorang ilmuwan yang telah membantu Sir Stamford Raffles menerjemahkan teks tertentu dari kanon sastra klasik Jawa.

Bakat artistik Raden Saleh diketahui oleh pelukis Belgia, Antoine Payen. Payen menjadi teman yang kebapakan bagi Raden Saleh. Meski begitu, Raden Saleh menerima pelajaran pertama dalam menggambar  bukan dari Payen, melainkan seorang pelukis kolonial lain yang terkenal: Theodorus Bik. Ketika Payen meninggalkan tanah jajahan ia meminta temannya Jean Baptise Linge untuk menjaga Raden Saleh. Kemudian berkat De Linge, pada usianya yang ke-enambelas Raden Saleh pergi ke Eropa untuk memperdalam seni lukis. 

Tinggal lama di Eropa, Raden Saleh dipengaruhi budaya dan nilai-nilai Eropa jauh melebihi orang Jawa sezamannya. Melalui keahlian melukis, Raden Saleh mampu menerobos pergaulan para bangsawan di Eropa. Raden saleh menikmati perhatian publik dan persahabatan dengan kalangan atas. Ratu Inggris Victoria berkali-kali mengadakan makan malam dengannya dan membeli sejumlah lukisannya. Penguasa Perancis, Louis Philippe, menganugerahi pertemuan pribadi kepadanya. Raja Belanda Willem II, menjadikannya “Pelukis Raja”. Oleh para seniman terkemuka, Raden Saleh dianggap sebagai rekan mereka dengan mengajak Raden Saleh ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan mereka. Dapat dikatakan bahwa Raden Saleh merupakan orang Jawa kosmopolit dan manusia Indonesia modern pertama.

Raden Saleh kerap disebut sebagai Bapak Seni Lukis Indonesia. Raden Saleh tidak membentuk sebuah aliran atau tradisi, juga tidak melahirkan murid-murid secara langsung. Raden Saleh memperkenalkan ide-ide baru tentang ruang kemungkinan  seni dan seniman ke Jawa. Lukisannya merupakan perpaduan Romantisisme dengan elemen-elemen yang menunjukkan latar belakang budaya Jawa. Karya-karyanya dianggap sebagai bagian dari sejarah kebudayaan Jerman sekaligus Indonesia. Di antara banyak karyanya yang terkenal antara lain terdapat lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857) dan Pemandangan Jawa, dengan Harimau yang Mendengarkan Suara Pengembara (1849).

Raden Saleh kembali ke Hindia Belanda setelah dua puluh tahun menetap di Eropa. Kemudian beliau menikah dengan gadis keluarga ningrat keturunan Keraton Yogyakarta bernama Raden Ayu Danudirja dan menetap di kota Bogor. Raden Saleh wafat pada 23 April 1880, kemudian disusul istrinya tiga bulan kemudian. Sebagai penghargaan, pada tahun 1883 diadakan pameran lukisan karya Raden Saleh di Amsterdam untuk memperingati tiga tahun wafatnya Raden Saleh. Dari pemerintahan Indonesia sendiri penghargaan diberikan pada tahun 1969 lewat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berupa Piagam Anugerah Seni sebagai Perintis Seni Lukis di Indonesia.

Sumber : 

Kraus, Werner. Raden Saleh di Jerman. Jakarta. Kalam21 Jurnal Kebudayaan. 2004.

Satu pemikiran pada “​Mengenal Bapak Seni Lukis Indonesia

Tinggalkan komentar